Air bersih adalah elemen krusial yang mendukung kehidupan manusia. Pentingnya memenuhi kebutuhan cairan harian untuk mencegah dehidrasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Menurut rekomendasi umum, seseorang disarankan untuk minum setidaknya 8 gelas air per hari, meskipun faktor seperti usia, ukuran, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik juga harus dipertimbangkan.
Dalam sebuah webinar bersama Viessmann, hasil survei mengenai kualitas air minum di Indonesia menyoroti standar air yang layak dikonsumsi. Dario Damati, Product Owner Southeast Asia Solutions, Viessmann, mengungkapkan bahwa air sehat tidak hanya melibatkan kesehatan tubuh, tetapi juga keamanan dan kebersihan air. Menurut data Kementerian Kesehatan, air minum yang layak dikonsumsi harus memenuhi syarat kesehatan, tidak berbau, berwarna jernih, berasa tawar, tidak terpapar langsung sinar matahari, dan bebas dari endapan di dasar wadahnya.
Ketahui lebih banyak tentang persyaratan air bersih agar keluarga Anda terlindungi dari penyakit yang dapat disebabkan oleh air berkualitas buruk. Air tidak hanya berperan sebagai minuman, tetapi juga digunakan dalam berbagai kebutuhan esensial seperti memasak, mandi, dan mencuci. Mengetahui syarat-syarat air bersih akan memastikan penggunaan air sehari-hari yang aman dan berkualitas, membantu mencegah penyakit dan menjaga kesehatan seluruh keluarga.
Pengertian Air Bersih
Pengertian air bersih melibatkan pemahaman bahwa air adalah sumber daya berbasis air yang mutunya baik, vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, termasuk aspek sanitasi. Menurut World Health Organization (WHO), air domestik adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan konsumsi, minum, dan persiapan makanan. Tidak semua air layak untuk kebutuhan sehari-hari, terutama yang sudah terkontaminasi oleh polusi, yang dapat berakibat fatal jika digunakan. Adanya pencemaran air, pengeringan sumber mata air, dan kontaminasi sumur oleh limbah industri menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap sanitasi dan pengamanan air minum.
Selain itu, air bersih menurut departemen kesehatan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat, untuk dianggap aman untuk dikonsumsi. Meskipun sumber air alami dapat diminum, risiko kontaminasi oleh bakteri atau zat berbahaya tetap ada. Dalam konteks peraturan kesehatan, air untuk keperluan higiene sanitasi melibatkan parameter fisik, biologi, dan kimia yang didefinisikan oleh Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan.
UU No. 7 tahun 2004 mengakui segala bentuk air di bumi, baik itu permukaan, tanah, hujan, atau laut, sebagai bagian dari pengertian air. Proses hidrologi air yang melibatkan evaporasi, presipitasi, dan siklus air di atmosfer menunjukkan kompleksitas sumber daya ini. Oleh karena itu, pengelolaan air bersih tidak hanya mengandalkan pemahaman definisi, tetapi juga melibatkan upaya konsisten dalam menjaga kualitas dan ketersediaannya untuk kehidupan sehari-hari.
Syarat-Syarat Air Bersih
Syarat-syarat untuk air bersih mencakup tiga aspek utama: fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Aspek fisik menuntut kejernihan, ketiadaan warna, dan ketiadaan aroma yang tidak biasa. Sementara dari segi kimiawi, kualitas air bersih diukur dari ketiadaan zat racun. Aspek mikrobiologi menegaskan ketiadaan zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan.
Pemahaman akan syarat-syarat ini menjadi kunci dalam menilai kualitas air yang digunakan sehari-hari. Beberapa ciri air bersih yang layak antara lain:
1. Jernih dan Tidak Berbau
Air bersih umumnya terlihat jernih dan tidak memiliki aroma yang aneh. Kehadiran partikel atau kekeruhan dalam air dapat menjadi tanda adanya patogen atau bahan kimia yang berpotensi membahayakan kesehatan.
2. Tidak Menimbulkan Rasa Lengket
Tekstur air yang berbeda dari biasanya bisa menandakan adanya kontaminan tertentu, seperti magnesium atau kalsium, yang meninggalkan residu pada permukaan wastafel, keran, atau peralatan lainnya. Sensasi lengket pada tangan setelah menggunakan air dapat mengindikasikan kontaminasi dengan logam tertentu, seperti aluminium, mangan, atau timah.
3. Tidak Berwarna yang Aneh
Warna air yang tidak biasa, seperti kuning, jingga, atau cokelat, dapat menjadi indikasi adanya zat berbahaya, seperti chromium-6 atau logam lainnya seperti besi, mangan, tembaga, atau timah dalam konsentrasi tinggi.
4. Tidak Berbau yang Aneh
Air bersih tidak memiliki aroma yang aneh atau tidak lazim. Bau seperti klorin, telur busuk, atau amis dapat mengindikasikan keberadaan zat kimia yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.
5. Tidak Memberikan Rasa yang Tidak Lazim
Air bersih tidak seharusnya memberikan rasa logam, asin, atau rasa yang tidak biasa lainnya. Kandungan logam seperti besi, mangan, seng, tembaga, atau timah dalam air dapat menyebabkan sensasi rasa yang tidak wajar saat dikonsumsi.
6. Bebas dari Kontaminan Biologis dan Zat Berbahaya
Air bersih harus terbebas dari bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Kondisi ini juga harus memastikan tidak adanya kontaminasi zat kimia yang berbahaya, seperti arsenik, merkuri, atau logam berat lainnya.
7. Tidak Mengandung Debu, Pasir, atau Sedimen Lainnya
Air bersih tidak seharusnya mengandung partikel-partikel kasar seperti debu, pasir, atau sedimen lainnya yang dapat mengindikasikan adanya masalah pada sumber atau sistem distribusi air. Membersihkan saluran air dan menggunakan alat penyaring dapat membantu memastikan air bersih yang lebih aman digunakan sehari-hari.
Kesadaran akan pentingnya air bersih sebagai unsur utama bagi kehidupan manusia semakin meningkat seiring pemahaman yang lebih mendalam tentang standar kualitasnya. Melalui pengetahuan akan syarat-syarat air bersih yang baik dan aman, kita dapat memastikan penggunaan air sehari-hari yang lebih terjaga kualitasnya. Ini bukan hanya soal konsumsi, melainkan juga seberapa aman air yang kita gunakan untuk berbagai kebutuhan dasar seperti memasak, mandi, dan mencuci.
Dalam memahami persyaratan air bersih, kita tidak hanya melindungi diri dari penyakit yang mungkin disebabkan oleh air berkualitas buruk, tetapi juga menghormati sumber daya alam yang sangat penting ini. Dengan begitu, menjaga kualitas dan ketersediaan air bersih bukan lagi sekadar tanggung jawab pemerintah atau institusi, melainkan menjadi komitmen bersama setiap individu untuk masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi keluarga dan masyarakat.