Collaboration atau kolaborasi adalah hal yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Kita semua, terutama warga Indonesia, pasti pernah mendengar istilah ‘gotong royong’ atau ‘kerja bakti’ yang menitikberatkan pentingnya kolaborasi. Di kehidupan sehari-hari, kolaborasi tampak pada berbagai hal yang kita jumpai: barista dan petugas kasir yang berkolaborasi untuk melayani kita saat membeli kopi, para petugas pom bensin yang saling bergantian melayani antrian pembelian bahan, dan lain-lain.
Kolaborasi bahkan wajib dilakukan dalam sebuah perusahaan. Kesuksesan suatu bisnis sangat tergantung pada berbagai fungsi dan departemen yang mendukung, sehingga kolaborasi antar karyawan terjadi secara alamiah.
Bima Sakti Alterra sebagai perusahaan teknologi terintegrasi turut mengusung kolaborasi sebagai salah satu kekuatan utama. Berbagai ahli di BSA saling berintegrasi nih, untuk mengkolaborasikan pengetahuannya demi menyediakan pelayanan terbaik! Yuk intip ceritanya di sini!
Collaboration itu apa, sih?
Collaboration adalah integrasi kinerja dari berbagai individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan bersama-sama. Kolaborasi memanfaatkan serangkaian keahlian, sumber daya, dan perspektif untuk mencapai hasil yang lebih baik dan dampak yang lebih besar.
Di suatu perusahaan, collaboration biasanya terdiri dari berbagai jenis, misalnya:
- Karyawan dengan posisi yang sama
- Karyawan dengan posisi yang berbeda dalam satu tim
- Atasan atau supervisor dengan bawahan
- Antar tim atau departemen yang berbeda
Kolaborasi dalam Bima Sakti Alterra
Karyawan Bima Sakti Alterra juga sering melakukan berbagai kolaborasi! Berbagai produk yang dihasilkan BSA merupakan hasil collaboration dari berbagai departemen. Hal ini sejalan dengan salah satu nilai Swadharma BSA, yaitu Sinergi. Nilai Synergy berarti setiap fungsi, departemen, dan karyawan di BSA harus saling bersinergi dan bekerja sama untuk menghasilkan pelayanan terbaik. Nilai Swadharma sendiri adalah 6 nilai yang BSA jadikan acuan dalam beroperasi dan berakselerasi!
Di BSA, kolaborasi umumnya terjadi antar departemen yang berbeda-beda. Contoh collaboration dalam BSA adalah produk PDAM Pintar. Pada aspek teknologi, produk ini dioperasikan dan dikelola oleh para tim Product, Software Engineer, dan Implementation Support. Selain itu, didukung pula oleh tim Customer Support yang siap menjawab berbagai pertanyaan hingga masalah yang diajukan klien PDAM Pintar serta tim Finance yang menyokong aspek finansial operasional PDAM PIntar. Namun, suatu produk bisnis tentu perlu dipromosikan juga. Di sini lah tim Commercial and Marketing Communications hadir untuk membantu mempromosikan produk PDAM Pintar melalui berbagai webinar.
Kolaborasi seperti itu hadir tidak hanya pada produk PDAM Pintar, namun berbagai produk Bima Sakti Alterra lainnya. Kolaborasi juga dibutuhkan untuk menyukseskan hal-hal lain di luar produk loh, seperti pembuatan konten media sosial BSA! Ini nih collaboration karyawan BSA untuk bikin konten medsos:
Cara Berkolaborasi dalam Pekerjaan
Setelah membaca soal berbagai manfaat collaboration, kira-kira bagaimana ya cara menerapkan kolaborasi yang baik di tempat kerja?
Pertama, kita harus menentukan target, tujuan, atau inti masalah yang ingin diselesaikan dan dicapai tim. Dengan menentukan tujuan yang jelas, maka tim collaboration bisa menentukan kontribusi apa yang harus dilakukan setiap anggota, pembagian tugas yang lebih jelas, hingga sumber daya yang harus dikerahkan.
Kedua, kita juga harus memetakan keahlian serta sumber daya masing-masing anggota tim dengan baik. Misalnya, pada collaboration untuk meluncurkan suatu produk bisnis, tim bisa saja terdiri dari bagian Finance, Commercial, IT, hingga Marketing Communications. Setiap bidang memiliki keahlian serta sumber daya masing-masing. Namun, collaboration yang baik harus mampu mengalokasikan sumber daya dengan tepat sasaran sehingga tidak timpang di satu aspek saja.
Ketiga, tim yang berkolaborasi wajib punya skill komunikasi dan mendengarkan yang baik, nih! Skill komunikasi dan mendengarkan sangat krusial untuk menyukseskan suatu kolaborasi. Dalam suatu kerja sama, anggota tim biasanya memiliki opini dan perspektif yang berbeda-beda, sehingga rentan akan konflik. Komunikasi yang baik mampu membantu kolaborasi agar berjalan dengan lebih lancar.
Keempat, ciptakan sistem manajemen akuntabilitas dan dokumentasi kolaborasi. Dengan sistem dan dokumentasi yang baik, kinerja setiap anggota tim dapat terukur dengan baik. Sistem juga mampu menunjukkan bottleneck atau permasalahan yang kira-kira muncul.
The Power of Collaboration!
Menurut riset di tahun 2022 oleh Deloitte, kolaborasi kerja dapat menghemat pengeluaran perusahaan hingga ribuan dolar, loh! Riset lain oleh Frost & Sullivan (2022) menunjukkan bahwa setelah collaboration di tempat kerja, terdapat peningkatan penjualan sebanyak 27%, perkembangan produk sebanyak 30%, kualitas produk sebanyak 34%, dan kepuasan pelanggan sebanyak 41%.
Selain efisiensi, terdapat berbagai manfaat kolaborasi kerja. Melalui collaboration, kita bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar dari individu ataupun tim lain. Hal ini penting karena dalam operasi bisnis, ada berbagai masalah kompleks yang membutuhkan strategi baru serta multiperspektif.
Itu dia the power of collaboration dan bagaimana karyawan di BSA saling bersinergi demi memberikan layanan terbaik! Penasaran apa saja bentuk kolaborasi BSA lainnya? Cek di website BSA and media sosial BSA!